Joe Biden: Pembunuhan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Bisa Membawa Perdamaian di Gaza
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA— Pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel dapat menjadi kesempatan untuk membawa perdamaian di Jalur Gaza. Hal itu disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden.
Menurut Biden, kematian pemimpin Hamas merupakan momentum keadilan. "Ia telah menumpahkan darah orang Amerika, Israel, Palestina, Jerman, dan banyak orang lainnya melalui tangannya,” kata Biden, dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin, Jumat (18/10/2024).
Advertisement
BACA JUGA: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas Dibunuh Israel
“Saya katakan kepada perdana menteri Israel (Benjamin Netanyahu) kemarin: Mari kita jadikan momentum ini sebagai kesempatan untuk mencari jalan menuju perdamaian, masa depan yang lebih baik di Gaza tanpa Hamas,” katanya.
Kanselir Olaf Scholz menegaskan kembali dukungan kuat Jerman bagi Israel, tetapi juga menyampaikan harapannya pada perwujudan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza dan penurunan ketegangan di kawasan Timur Tengah.
“Setelah kematian Hamas Sinwar, yang bertanggung jawab atas serangan teror yang mengerikan itu, prospek konkret gencatan senjata di Gaza, dan kesepakatan untuk membebaskan sandera Hamas diharapkan akan segera terwujud,” kata Scholz.
Ia merujuk pada serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan kemudian disusul dengan serangan Israel selama lebih dari setahun di Gaza -- hingga membunuh lebih dari 42.000 korban.
Scholz juga menegaskan kembali dukungan Jerman bagi upaya diplomatik yang dijalankan Biden, dan usulan gencatan senjata untuk Gaza.
“Joe, kami selalu mendukung upaya Anda dalam konflik ini, dan akan terus mendukungnya. Tujuan bersama kita tetap merupakan proses politik yang kredibel menuju solusi dua negara. Kami berkomitmen penuh untuk itu,” ujarnya, menegaskan.
Jerman merupakan sekutu setia Israel, dan telah berulang kali mengatakan memikul tanggung jawab khusus atas keamanan Israel karena masa lalu yang terkait dengan Nazi.
Namun, para kritikus mengatakan dukungan Jerman terhadap pemerintah Israel — yang dipimpin oleh Netanyahu — telah merusak kredibilitasnya dan semakin mengisolasi negara itu di panggung global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
- Pengaruh Dukungan Anies Vs Dukungan Jokowi di Pilkada Jakarta 2024, Siapa Kuat?
- Yusril Bantah Mary Jane Bebas, Hanya Masa Hukuman Dipindah ke Filipina
- ASN Diusulkan Pindah ke IKN Mulai 2025
- Pelestarian Naskah Kuno, Perpusnas Sebut Baru 24 Persen
Advertisement
KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Korupsi Dana Bantuan Kesehatan, Eks Kepala Puskesmas di Purbalingga Dihukum 1 Tahun Penjara
- Perang Ukraina Vs Rusia, AS Bakal Hapus Utang Ukraina US$4,65 Miliar
- Ini Lima Nama Pimpinan KPK Periode 2024-2029 yang Ditetapkan DPR
- Resmi! Lima Anggota Dewas KPK Ditetapkan DPR, Ini Daftarnya
- Musim Hujan Tiba, Masyarakat Diminta Waspada Ancaman Demam Berdarah
- Seniman Keluhkan Mahalnya Sewa Panggung Seni, Fadhli Zon Bilang Begini
- Pakar Hukum Sebut Penegak Hukum Harus Kejar hingga Tuntas Pejabat yang Terlibat Judi Online
Advertisement
Advertisement